Senin, 08 November 2010

mengingatmu 'pengantin kecilku'

matamu terpejam erat
wajahmu seolah tak kukenali
jahitan dan memar masih bertengger di kepalamu
namun tak ada sebulir air matapun jatuh di pipiku
aku masih tetap diam, mematung seperti es

kau menggandeng tanganku, tanpa ragu, tanpa malu
ketika akhirnya para dewasa mengejek kita, kulepaskan tanganmu
dan akhirnya esok hari aku pasti akan meminta maaf padamu. selalu seperti itu  yg terjadi

kuberlari kencang mendekatimu hanya untuk mengecup pipimu ketika kau bilang naik kelas
kau heran namun tak merasa geli, malah sedikit tersenyum menatap kepergianku yg begitu cepatnya

kau adalah pengantin kecilku, meski kita tak mengerti apa yg dilakukan
dan semua tertawa bilang kalo kita cocok

waktu seolah terhapus, kau dan aku berubah
meski aku tau setiap kau lewati rumahku kau akan slalu melongok untuk mencariku, benarkan?
dan aku selalu ingin melewati depan rumahmu hanya untuk memastikan adakah engkau disana?

keadaan seolah menghukumku

 kini kau diam tak bergeming dengan darah kering yg masih hinggap dikepalamu
wajahmu bengkak karena infus, namun aku masih saja diam mematung seperti es
mataku seakan terlalu kering untuk mengeluarkan cairan
hingga tiba saat mereka mengantarmu ke tempat peristirahatanmu yg terakhir
aku masih saja diam

akhirnya kau datangi aku.  dengan wajah yg murung lalu bilang ' selamat tinggal'
aku masih saja diam
dan akhirnya kujulurkan tanganku untuk menggapaimu, memanggilmu meski tak ada suara yg keluar. namun kau telah menghilang
dan baru kusadari saat ini aku tengah menangis tersedu - sedu

goodbye pengantin kecilku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar